Pages

Kamis, 12 Oktober 2017

Demokrasi Kita Yang Melebihi Amerika

Foto Diambil dari sumber kpu.go.id
Kita seharusnya Bangga dan tidak boleh ada Istilah 'Meniru Barat' (Baca, Amerika), utamanya tentang demokrasi. Karena, Perempuan dan warga berkulit hitam sebelum Tahun 60an, Tidak mempunyai Hak untuk Demokrasi, yaitu memilih ataupun dipilih. Sedangkan, Indonesia pada Tahun 1955 sudah melakukan sistem Demokrasi yang sesuai dengan Prinsip Demokrasi dan paling damai di Dunia sampai hari ini. Semua Golongan bisa memilih berdasarkan Partai Masing - masing. Pada Tahun tersebut bahkan, kelompok Yahudi mempunyai Partai Di Indonesia, Satanis mempunyai Partai, bahkan di Pamekasan Madura memiliki Partai sendiri sebelum melebur dengan SI lalu ke PPP saat ini.
Dalam catatan saya (Koreksi jika salah) Amerika sampai saat ini belum pernah dipimpin oleh Pemimpin Perempuan. Barrack Obama, Bahkan menjadi satu - satunya pemimpin Negara Berkulit Hitam, dan belum pernah dipimpin oleh tokoh agama. Sedangkan di Indonesia,dari seorang Tokoh kemerdekaan, Militer, Sipil, Cendikiawan, Tokoh Agama, Perempuan pernah memimpin Indonesia. Lebih mengecewakan lagi, justru Pemimpin perempuan justru banyak lahir dari negara yang menganut paham sosialis yang dianggap berlawanan dari Demokrasi.
memang, dalam sejarahnya indonesia tidak pernah melahirkan presiden dari kulit hitam. Akan tetapi, kita bukan amerika. Secara perwakilan dari sabang dan merauke, Wakil pemimpin indonesia sudah pernah diwakili. Kemajemukan Indonesia tidak didasarkan pada warna kulit, akan tetapi dari suku, ras, agama, budaya dan wilayah. Mungkin, kalau presiden hanya Pak Habibi yang bukan orang jawa. tetapi, wakil presiden dari timur hingga barat sudah menjadi pemandangan yang lumrah.
itu hanya wakil presiden saja kan? mungkin akan protes demikian. jadi, bicara Demokrasi kita bicara One Man One Vote. jamak kita ketahui bersama kalau penduduk Jawa adalah daerah yang paling pdat penduduknya. Bahkan, Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan barometer politik Indonesia secara jumlah suara. bahkan, Ada Istilah, jika di dua Provinsi ini menang, maka siapapun calonnya Akan menang. Berkaca pada hasil Pemilu 2014 yang lalu, Prabowo menang di Jawa Barat, Dan Jokowi berhasil merebut suara terbanyak di Jawa TImur, ternyata hasilnya pada keseluruhan total suara nasional, presentasinya tidak jauh berbeda.
maksud saya begini, Dengan Jumlah penduduk yang demikian, otomatis Berbicara peluang keterwakilan, maka Wajar kan kalau misalkan Presidennya dari Jawa, dan Wakilnya Non Jawa? belum lagi, kalau kita berbicara dapil perprovinsi di Indonesia yang sudah 'relatif' setara antara porsi jawa dan non jawa. sekali lagi, saya tidak sedang berbicara tentang Primordialisme, akan tetapi, ini tentang bagaimana Konsep Demokrasi, yakni, satu orang satu suara. sedangkan, dijawa bukan berarti tidak ada orang non jawa, seperti halnya diluar jawa bukan berarti tidak ada orang jawa.
Di Amerika, dengan konsep dua partai, yang mana, Hanya ada Republik dan Demokrat, justru menerapkan konsep yang cukup aneh. kalau hanya menang suara, sementara secara tingkat pemerataan suaranya kalah, justru sang calon presiden akan tumbang. contoh, Hilary Clinton yang menang suara tapi kalah 'Popularitas' atau Pemerataan suaranya kalah dengan Trump. Hilary secara keseluruhan menang, tapi dibeberapa daerah, suaranya tidak merata, maka hilary pun dinyatakan kalah (Sekali lagi, kalau ini salah mohon dikoreksi). artinya apa, Satu suara satu orang menjadi hilang dalam konsep ini. ini yang membedakan Demokrasi kita lebih berjalan dinamis.
Lalu, kita berbicara Demokrasi berarti berbucara kebebasan hak. di Indonesia ada beberapa Agama yang diakui, dan semua Agama tersebut bebas mau beraktivitas. Jangankan Beraktivitas, berbagai Agama dan Golongan tersebut dari sejarahnya bahkan ikut merumuskan Kemerdekaan, Ideologi Negara dst, serta, jamaah Agama manapun dan Golongan Apapun, mudah mendapatkan pekerjaan, pendidikan, dan kebebasan mereka berekpresi. Di Amerika, Islam baru - baru ini mungkin yang mendapatkan angin segar, mendapatkan toleransi untuk bekerja, berpendapat dst. dan masih banyak lagi tentang Demokrasi - demokrasi yang hemat saya, justru amerika lah yang perlu disebut meniru kita.
Sekali lagi, saya tidak dalam rangka mendukung Demokrasi seperti hari ini, atau mau membangkitkan kembali Primordialisme. Konteksnya kita berbicara demokrasi, dan belajar menghargai sebuah produk yang dihasilkan oleh anak negeri. seperti halnya yang dijelaskan sedari tadi.Janganlah kita mengkerdilkan diri dengan mengagung - agungkan Barat, sementara sistem kita tanpa sadar sudah sangat melebih dari mereka. Dari itu, mari kita sadar Bahwa Kita yang hebat, bukan mereka, Kalau kata ini sudah tertanam dihati masing - masing, mungkin, Indonesia menjadi Negara terkuat didunia tinggal menuggu waktu saja.
Salam Djoeang