Entah karena apa saya tiba-tiba saja mengingat peristiwa beberapa
tahun silam yang melanda keluarga khususnya adek saya pada hari senin
tersebut entah tanggal dan tahunnya (lupa) adek saya kena setrum yang
menyebabkan tangannya "rusak". ego saya terbuang jauh dan ingin mengalah
kepada dia. ketika mengingat, saya tak tahan. jika melihat keadaan dia
yang sudah cacat, perasaan saya hancur.
Peristiwa
'naas' tersebut terjadi disaat aba dan umi pergi kepasar berjualan.
Aliran listrik tersebut hampir merenggut nyawanya. Saya masih mengingat
bagaimana para tetangga yang datang menembus rintik hujan. Rumahku
kelabu tanda berduka. aku yang pada waktu itu masih kanak-kanak hanya
mampu menangis dan langsung lari tunggang langgang untuk menemui aba.
saya tidak tahu harus berbuat apa, yang saya tahu hanya berlari secepat
mungkin agar aba dan umi segera tahu hal ini. pada waktu itu dirumahku
masih jarang yang menggunakan HP.
Dari dulu saya selalu
ingin "bersaing" karena saya s elalu iri pada dia. seakan kasih sayang
aba dan umi hanya ada untuk Mbak dan adek. Ini penyakit lama saya pada
saudara (semoga Allah cepat menyembuhkan).
Allah menyadarkan saya dengan 'Konflik'. setelah sekian lama saya "beraksi" baru saya merasakan bagaimana pentingnya saudaara.
Ketika
beberapa waktu ini adek saya mengeluh ingin dioperasi, saya hanya bisa
'diam' tanda 'lemah'. beberapa bulan yang lalu saya mencoba memriksakan
tangan dia. awalnya saya yang selalu mendampingi karena memang saya yang
mengurusi semua, sedikit senang karena ada harapan. Namun, kekecewaan
bersambut saat kami berdua (aku dan adek) keluar dari ruang dokter.
"mas, ini harus dirujuk kesurabaya jika mau di Operasi". kata-kata
dokter itu selalu saya ingat dalam benak saya.
Dengan
kejadian ini, saya menjadi paham. Saudara itu tak hanya sekedar 'orang'
yang keluar dari rahim yang sama dengan saya. Saudara itu adalah orang
yang akan selalu merangkul kita disaat susah, tersenyum disaat bahagia
setelah Aba dan Umi. Saudara itu akan selalu menyadarkanku disaat dalam
posisi keliru. Saudara tak hanya status yang tertulis di Kartu Keluarga
(KK).
yah itulah Saudaraku yang mungkin baru aku sadari
kalau mereka selalu sayang kepada kita setelah Aba dan Umi, dan
pastinya melebihi seorang kekasih.