Pages

Senin, 02 Maret 2015

Tentang Irwan Dan SMS 2.200

Beberapa hari ini Sumenep dihebohkan dengan fenomena Irwan masuk disalah satu ajang pencarian bakat nyanyi nasional. Anak yang katanya Mahasiswa Unija dan beralamat di Blutoh tersebut menjadi Idola Baru. BBM, FB, Twitter, dan jejaring sosial lainnya sibuk dengan Nama Irwan.
Yang membuat saya heran, kesal, bahkan bagi saya Alay tingkat setan, ketika temen-temen memberikan dukungan dengan mengirim sms yang bertarif 2.200 Rupiah. Bahkan satu orang ada yang mengirim berkali-kali.

Kata Guru saya, Sesuatu yang tidak wajib akan menjadi Wajib ketika menjadi jalan untuk hal Wajib. Contoh Wudlu' yang asalnya Sunnah menjadi wajib ketika orang mau Shalat. Begitupun sebaliknya, sesuatu yang mubah atau bahkan sunnah, akan menjadi Haram ketika menjadi jalannya perbuatan haram. Saya langsung kasi contoh SMS tadi. Kita niatkan untuk Shodaqoh, tapi karena entertaiment adalah tempat maksiat maka...?

Kawan, kerabat dan semuanya. Ingat, kita dengan mendukung berarti kita akan mengangkat seseorang menjadi satu Figur Publik. Seorang publik Figur akan banyak pengukutnya (fans). Setiap yang dilakukan akan menjadi Sorotan, Bahkan akan ditiru.
Awal dari tempat-tempat Dugem, kehidupan Glamor yang berujung Pragmatis dan Konsumeris memang dari suatu tempat bernama 'Entertaiment'. Hal itu akan ditiru. Kalau tidak angkatan kita, ya anak cucu kita. Dan, masih banyak Efek Domino yang akan ditimbulkan. Paham?

Dan, artinya Pulsa 2000 Rupiah akan menciptakan pergeseran Nilai Moral yang cukup jauh. Padahal, ketika ada Amal dipinggir jalan yang jelas-jelas untuk masjid, dan dampaknya sangat jelas untuk kepentingan (Positif) untuk umat, hati kita menggerutu, mulut kita mencaci, tangan Kita tak memberi.
Terakhir, yang perlu diingat apapun yang kita perbuat saat ini, hasilnya tidak hanya dinikmati kita seorang. Termasuk SMS 2200. Tapi, imbasnya juga pada orang lain yang tidak pernah terbesit atau tak pernah tau apalagi berharap terhadap yang kita lakukan. Hidup itu penuh dengan Bifurkasi. Siapkah kita?

NB ; Refleksi Terhadap Pergeseran Nilai

Tentang Gus Nuril dan FPI

Apa yang anda Pikirkan ketika melihat sosok ini? Sosok yang baru-baru ini berkonflik dengan FPI. Yang mengajarkan semangat bertoleransi, Pluralisme, dan NKRI tentu dengan Subjetivitas dirinya.
Kalau Boleh saya berkomentar, Semangat bertoleransi, Pluralisme berpuncak pada semangat untuk kehidupan yang damai. Benar memang ajaran yang disampaikan Beliau. Hanya saja ajaran beliau cukup diamalkan untuk kalangan Tertentu.

Bacane ojo pake Emosi.
Gini Gus Nuril dan FPI sama saja. Sama-sama hanya menciptakan Dis Integritas Antar Umat. Toleransi itu cukup kita berdamai tanpa ada gesekan antar Umat beragama. Tak perlu di Dramatisir dengan Teriak Allahu Akbar layaknya FPI tapi bawa pentungan. Dan tak perlu juga mendramatisir dengan kita hadir dalam acara agama lain dan menyinggung sebagian Golongan yang ternyata juga Islam.

Gus Nuril mengajarkan Toleransi Dengan Agama lain tapi In-Toleran pada golongan Islam Sendiri. Apalagi menyinggung para Habaib. Gus Nuril perlu belajar sejarah bagaimana Islam dibawa oleh Orang Arab ke Indonesia. FPI juga perlu belajar bagaimana para habaib di Indonesia di Hargai karena budaya Indonesia. Saya gak yakin para habaib di Tanah Arab akan mendapat penghormatan seperti di bumi Indonesia.
Kalau Gus Nuril mengatakan sudah meng-Islam-kan beberapa Pendeta, beliau lupa Kalau dakwah beliau menciptakan Gesekan. Islam tidak perlu dibela, Termasuk Agama lain tidak perlu dibela. Saya gagal Paham dengan Konsep toleransi macam begini. Katanya orang Moderat suka Toleransi, tapi antar Golongan Islam tidak mau berdamai.

PKS, FPI, NU, Muhammadiyah dan yang lain sama-sama Mempunyai Payung hukum. Ayolah hargai, setidaknya konsep Hubbul Wathon Minal Iman yang disampaikan waktu ceramah diterapkan dengan menghargai Hukum yang berlaku Di Indonesia. Selama masih tidak membahayakan NKRI kenapa kita tidak mau berdamai? Kalau ada yang membahayakan dan sudah tidak sesuai dengan konsep Pancasila maka ada satu kata BUBARKAN..!!

Untuk FPI, Allah itu Besar jangan dibesar-besarkan lagi dengan Mulut Berkobar Allahu Akbar dan membawa Pentungan. Allah sudah punya malaikat, dan Negara sudah punya penegak hukum. Tidak perlu menjadi Malaikat Tandingan, dan Penegak hukum tandingan. Yang perlu adalah perkuat Akidah umat, serta Perkuat lembaga hukum tanpa harus ada gesekan antar Golongan.

Dulu Rasul mengatakan Orang non-Islam masih belum Tau tentang Islam itu Iya. Lah sekarang? Ini zaman teknologi, apa mereka tidak tau? "Dia sudah tau Islam hanya mereka Dusta".
Ajaran Gus Nuril ini benar, Tapi tidak cocok kalau diterapkan Disini. FPI juga demikian, ajaran mereka tidak akan pernah Cocok kalau diterapkan di NKRI. Masyarakat kita masyarakat yang sensitif. ingat itu.
kalau sampek Anak-anak, remaja melihat tayangan-tayangan Gus nuril, bisa Gawat. bisa-bisa sesat karena belum Mengerti Maksud beliau. kalau Ajaran fPi diliat oleh Anak dan remaja, bisa jadi Memukul orang yang Minum bir halal, Rusak nanti negara ini. konflik-konflik sosial resikonya.

Saya katakan, Ajaran Gus nuril itu bagus kalau kita terapkan. hanya saja, masyarakat kita belum siap. Wallahua'lam

NB: Tulisan Pagi ini dibuat setelah semalam suntuk mendengarkan Ceramah Gus nuril. isinya Super luar biasa, meskipun sebagian tidak sesuai pemahaman dan caranya yang belum tepat. Insya Allah tulisan ini berlanjut.