Diberbagai media online yang saya baca, Kompas, Republika,
Jawa Pos dl, ada rencana Penutupan Dolly. Tempat prostitusi terbesar Di
Asia tenggara. Memang niat penutupan itu tak hanya bergulir saat ini,
tapi sejak masa Kampanyr Pilgub jatim, pasangan Karwo-gus ipul sudah
berkoar ingin segera menutup tempat 'maksiat' tersebut. Lalu kenapa
'Bola panas' justru ada pada bu risma? Walikota surabaya ini tak
sejalan dengan pak Wakilnya. Dari bebagai Informasi yang didapat,
banyak media yang sepertinya meng 'kompori' keduanya. Aroma politisasi
semakin tercium saat ini. Yang akan saya tulis bukan persoalan
politisasi-nya.
Akan tetapi kemungkinan Dampak
yang akan terjadi, baik negatif maupun positif dari penutupan
tersebut. Berkaca pada rencana penutupan lokalisasi 'Puger' yang ada
dijember yang mana pada 2012 yang lalu saya pernah ikut dalam 'rembuk'
kawan-kawan GMNI jember (meskipun tak sepenuhnya ikut) saya dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut. Rencana penutupan tersebut
memang baik, namun, yang perlu dikhawatirkan adalah semakin menyebarnya
tempat-tempat mesum. Terbukti ketika Pemkab Jember menutup 'sementara'
pada waktu itu, ternyata para PSK justru mencari tempat2 lain. Bahkan
ada yang mangkal ditempat-tempat yang banyak golongan pelajar. Ketika
itu terjadi, maka dampak buruknya adalah Generasi selanjutnya. Lebih
dari itu, proses pencegahan penyakit akibat dari seks bebas pun sulit
untuk diatasi. Penyebabnya, jika tempat haram tersebut tetap ada, maka
pelaku2 yang mau 'main' baik PSK maupun pengunjung akan mudah untuk di
cek terlibih dahulu. Oleh sebab itu penyakit seperti HIV dan
penyakit-penyakit yang ditimbulkan lebih mudah untuk dideteksi.
Pertumbuhan Lokalisasi pada waktu penutupan tersebut dijember
mengakibatkan pertumbuhan 'baru' yang seperti jamur dimusim penghujan.
Oleh sebabnya perlu difikirkan kembali. Kekhawatiran akan dampak ini
bisa diminimalisir dengan menyediakan lapakangan pekerjaan yang layak
pada para pelaku Lokalisasi. Jika tidak, maka 1 'keresahan' akan
terbalas sekian banyak keresahan-keresahan baru, serta bukan hanya
disatu tempat. Dan, ketidak siapan dalam hal ini justru akan
menimbulkan Konflik di daerah tersebut. Pemerintah sah-sah saja menutup
tempat-tempat lokalisasi, asalkan pemerintah juga harus menyiapkan
solusi.
Dampak baiknya penutupan Lokalisasi sudah
jelas, untuk mencegah kemungkaran. Dan dalam agama apapun dilarang hal
tersebut. Dengan adanya tempat remang-remang tersebut memang salah satu
penyebab utama Rusaknya Moral masyarakat. Ini juga wajib dipikirkan.
Dan tempat-tempat seperti ini menjadi salah satu peyebaran Virus
mematikan. Oleh sebab itu, perlu difikirkan kembali niatan penutupan
tempat lokalisasi tersebut, agar niat dan tujuan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Memang tidak mudah dalam menangani masalah ini. Pemerintah
menjadi dilema, ketegasan seorang pemimpin juga dibutuhkan. Tapi,
dalam kasus ini, yang dibutuhkan bukan hanya ketegasan saja. Solusi
menjadi Prihal Nomer satu.
<photo id="1" />
Tidak ada komentar:
Posting Komentar