Pages

Senin, 02 Juni 2014

DOLLY MAU DITUTUP? Ini Catatan saya.!

Diberbagai media online yang saya baca, Kompas, Republika, Jawa Pos dl, ada rencana Penutupan Dolly. Tempat prostitusi terbesar Di Asia tenggara. Memang niat penutupan itu tak hanya bergulir saat ini, tapi sejak masa Kampanyr Pilgub jatim, pasangan Karwo-gus ipul sudah berkoar ingin segera menutup tempat 'maksiat' tersebut. Lalu kenapa 'Bola panas' justru ada pada bu risma? Walikota surabaya ini tak sejalan dengan pak Wakilnya. Dari bebagai Informasi yang didapat, banyak media yang sepertinya meng 'kompori' keduanya. Aroma politisasi semakin tercium saat ini. Yang akan saya tulis bukan persoalan politisasi-nya.

Akan tetapi kemungkinan Dampak yang akan terjadi, baik negatif maupun positif dari penutupan tersebut. Berkaca pada rencana penutupan lokalisasi 'Puger' yang ada dijember yang mana pada 2012 yang lalu saya pernah ikut dalam 'rembuk' kawan-kawan GMNI jember (meskipun tak sepenuhnya ikut) saya dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Rencana penutupan tersebut memang baik, namun, yang perlu dikhawatirkan adalah semakin menyebarnya tempat-tempat mesum. Terbukti ketika Pemkab Jember menutup 'sementara' pada waktu itu, ternyata para PSK justru mencari tempat2 lain. Bahkan ada yang mangkal ditempat-tempat yang banyak golongan pelajar. Ketika itu terjadi, maka dampak buruknya adalah Generasi selanjutnya. Lebih dari itu, proses pencegahan penyakit akibat dari seks bebas pun sulit untuk diatasi. Penyebabnya, jika tempat haram tersebut tetap ada, maka pelaku2 yang mau 'main' baik PSK maupun pengunjung akan mudah untuk di cek terlibih dahulu. Oleh sebab itu penyakit seperti HIV dan penyakit-penyakit yang ditimbulkan lebih mudah untuk dideteksi.

Pertumbuhan Lokalisasi pada waktu penutupan tersebut dijember mengakibatkan pertumbuhan 'baru' yang seperti jamur dimusim penghujan. Oleh sebabnya perlu difikirkan kembali. Kekhawatiran akan dampak ini bisa diminimalisir dengan menyediakan lapakangan pekerjaan yang layak pada para pelaku Lokalisasi. Jika tidak, maka 1 'keresahan' akan terbalas sekian banyak keresahan-keresahan baru, serta bukan hanya disatu tempat. Dan, ketidak siapan dalam hal ini justru akan menimbulkan Konflik di daerah tersebut. Pemerintah sah-sah saja menutup tempat-tempat lokalisasi, asalkan pemerintah juga harus menyiapkan solusi.

Dampak baiknya penutupan Lokalisasi sudah jelas, untuk mencegah kemungkaran. Dan dalam agama apapun dilarang hal tersebut. Dengan adanya tempat remang-remang tersebut memang salah satu penyebab utama Rusaknya Moral masyarakat. Ini juga wajib dipikirkan. Dan tempat-tempat seperti ini menjadi salah satu peyebaran Virus mematikan. Oleh sebab itu, perlu difikirkan kembali niatan penutupan tempat lokalisasi tersebut, agar niat dan tujuan sesuai dengan apa yang diinginkan. Memang tidak mudah dalam menangani masalah ini. Pemerintah menjadi dilema, ketegasan seorang pemimpin juga dibutuhkan. Tapi, dalam kasus ini, yang dibutuhkan bukan hanya ketegasan saja. Solusi menjadi Prihal Nomer satu.
<photo id="1" />

Tidak ada komentar:

Posting Komentar