Pages

Minggu, 28 April 2013

Catatan Anak Ummi


SUASANA MALAM MINGGU DI AREK LANCOR

Bermalam minggu dengan hiruk pikuk tanpa kejelasan yang pasti. Manusia berkumpul disatu titik alun-alun pamekasan ini.dare anak-anak, remaja dewasa hingga sebagian yang lansia terlihat begitu asik dengan sajian permainan mala mini.
Disaat tempat ini dipenuhi orang-orang yang berpacaran, berkumpul dengan keluarga, dan yang sebagainya aku melewati mala mini dengan Mas Bambang. Dia adalah senior di Organisasi yang aku jalani saat ini.
Ketika remaja dan orang-orang seumuranku menikmati malam bersama pacar atau teman-temannya, disini aku asik melihat beberapa SPG dari merk rokok tertentu yang rela mengunakan pakaian yang menurutku terlalu vulgar untuk menjalankan pekerjaannya. Serendah itukah perempuan-perempuan itu? Hingga dia harus bekerja siang dan malam dengan pakaian yang terbuka. Memang disatu sisi aku tidak tau apakah mereka memang menikmati pekerjaannya itu atau tidak. Namun yang paling menggelikan dalam benak adalah apa meman Produk yang mereka tawarkan akan menjadi lebih laku atau semakin laku ketika para perempuan-perempuan SPG berpenampilan seperti itu. Sebuah teka-teki yang belum tau jawaban sebenarnya sedikit membuat resah pikiran.
Suara knalpot yang beranekaragam dan juga kebisingan suara-suara yang lain menjadi hiasan tersendiri pada pendengarn, dan juga sebagai pelengkap suasana malam ini. Didepanku acara yang diselenggarakan oleh merk rokok yang ditawarkan sedari tadi sudah semakin ramai dengan pengunjung. Disamping depanku, dibawah lampu pijar yang menjadi salah satu penerang sudut alun-alun yang bernama Arek Lancor terlihat beberapa remaja sedang mengggoda salah satu SPG yang menwarkan produk kepada mereka. Mungkin itu salah dampak atau konsekuensi kepada pekerjaan yang mereka jalani.
Mungkin banyak hal yang bekum aku ceritakan dalam tulisan ini tentang SPG, namun tatapanku beralih pandang pada sikap atau tingkah orang-orang pada malam ini. Yang paling membuatku tertarik untuk diperhatikan adalah tingkah dari remaja-remaja disini. Mungkin tingkah lakuku tak lebih baik dari mereka. Namun, setelah saya amati ternyata kegiatan-kegiatan mereka dulu mungkin juga pernah menjadi pengalaman pribadiku juga. Dan sekarang aku sadar bahwa perilaku seperti itu sangatlah kurang positif.
Ditengah carut marut tanah air ini yang menjadi sebuah keharusan mencetak figure-figur baru yang menjadi penerus untuk bangsa ini. Namun para remaja itu manjadi asik demham permainan-permainan yang manfaat positifnya perlu dipertanyakan. Hura-hura yang tidak jelas menjadi pekerjaan yang mereka anggap pergaulan masa kini dan seakan-akan masa depan mereka cukup dengan seperti ini. Cowo-cewe berkumpul dengan sedikit control dari orang tua mereka masing-masing menjadikan mereka rentan terjerumus pada hal-hal yang negative, atau pengaruh dan pergaulan yang tidak baik. Mungkin menyakitkan melihat para remaja yang sedang terbuai keasikan berfoto-foto dengan latar alun-alun kota yang kata mereka menjadi screen yang cukup indah, sedangkan disatu sisi pelajaran mereka bahkan UN mereka perlu dipretanyakan bagaimana kualitasnya.
Ketika aku berjalan ketengah Alun-alun aku melihat banyak anak-anak yang diajari permainan-permainan tanpa tujuan. Aku tidak tahu apakah orang tua mereka tidak tau atau memang mengabaikan dan tak mau tau bahwa permainan yang mereka ajarkan dan diberikan kepada anak-anak mereka saat ini sangatlah berpengaruh terhadap prilaku anaknya dimasa yang akan datang.
Sebegitu burukkah tanah air ini dengan perilaku-perilaku masyarakat tanpa kesadaran seperti ini. Apa yang bisa aku lakukan untuk menciptakan perubahan, atau setidaknya berkontribusi kecil terhadap tanah air.
Dan mungkin catatan ini belum sempurna dan hanya menceritakan sebagian kecil dari cerita-cerita sedih dari arek lancor Pamekasan bahkan juga Indonesia. Namun semoga menjadi inspirasi kecil dari pembenahan kedepan. Amien .!




                                                            Catatan kecil dipojok timur Arek lancor.
                                                            Pamekasan, 27-04-2013.
                                                            Oleh ; Tan Addarori.

2 komentar:

  1. Coba deh baca buku "SPG" karya Wenda Koiman. Buku yang bercerita tentang kehidupan para SPG yang tidak selalu identik dengan hal negatif.

    BalasHapus